Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillah Alhamdulillahi ladzi laa ilaha illallah
wahdahu laa syarikalah wa asyhaduanna Muhammadan Abduhu wa Rasuluhu aladzi laa
Nabiya ba’dah. Allahumma inni audzubika min syururi anfusinaa wa min syai
‘amalinaa man yahdillah fa laa mudilalah wa man yudlil fa laa hadiyalah.
Allahumma salli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa alihi wa shahbihi ajmain,
ama ba’du.
Berikut
akan disampaikan “Bimbingan Hijrah Ke Jalan Allah dan Rasul-Nya”, sejatinya penulis pun masih memerlukan bimbingan tersebut, namun tidak ada salahnya untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan sesama mengenai hal tersebut yang penulis dapat dari orang-orang terbaik di sekeliling penulis dan literatur, semoga dapat
bermanfaat khusus bagi diri penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca sekalian,
amin.
Sayyidina Umar Ibnu Khattab r.a berkata : aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda :”Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya, dan ….., maka barang siapa yang hijrah kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya, maka siapa yang hijrah untuk dunia…atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya untuk apa yang dihijrahinya”. (H.R.Bukhari dan Muslim) dalam kitab (Irsyadul ‘Ibad ila> Sabi>lir Rasya>d) Karya Syeikh Zainuddin Al-Malibari .
- Bagi Seorang Muslim
·
Tetapkan niat
Nabi Muhammad saw.,
“Sesungguhnya semua amal itu tergantung niat.” (H.R. Muttafaq alaih).
·
Berlindung
kepada Allah swt
Hal ini dapat
dilakukan dengan membaca do’a memohon perlindungan kepada Allah swt yang telah
diajarkan Rasulullah saw.
·
Bertobat
Setelah menghisab amal perbuatan kita
(muhasabatun nafsi/intropeksi diri) dan diketahui kesalahan dan dosa kita
hendaklah bertobat taubatan nasuha (memperbaiki diri dengan
sebenar-benarnya atau semurni-murninya). Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 8 sebagai berikut :
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka
memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:
"Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Seseorang baru bisa disebut taubatan nasuha apabila bertaubat
dengan semurni-murninya dan telah
berhenti berbuat dosa atau maksiat. Berbeda orang berbeda kemampuan untuk
mencapai taubatan nasuha, ada yang langsung bertaubat dan langsung mendapat taufiq dan
hidayat-Nya untuk sama sekali tidak mengulangi kesalahan dan dosa lagi tapi ada
sebaliknya dia harus berulang kali berbuat dosa dan bertaubat.
Tetapkan niat kemudian berlindunglah kepada Allah swt sebelum bertaubat
kemudian meminta taufik-Nya (pertolongan-Nya) agar kita terhindar dari
perbuatan dosa sesudah kita mendapat petunjuk untuk bertaubat.
·
Perkuat
keimanan (Rukun Iman)
Berikut
penjelasan mengenai iman ;
Menurut
riwayat hadist dari Abdillah bin Umar rad}iyalla>h ‘anhuma>,
dan disahihkan oleh Imam Muslim. Ketika itu kami (Umar dan kaum muslimin)
sedang duduk dengan Rasulullah saw, datang seorang pemuda duduk [1]
di dekat Rasulullah saw, kemudian bertanya.
فقال
:" اخبرني عن الايمان ؟" , فقال النّبيّ صلّي الله عليه وسلّم :"
الايمان ان تؤمن با لله وان تؤمن بملائيكته و ان تؤمن بكتبه وان تؤمن برسله وان
تؤمن با ليوم الاخره وتؤمن با لقدر خيره و شرّه من الله تعالى", فقال :"
صدقت يا محمّد ".
Artinya:
” Beritahu saya
tentang iman? “kemudian Nabi saw menjawab ; “ Iman itu adalah beriman kepada Allah, beriman
kepada malaikat-malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman
kepada rasul-rasul Allah, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada takdir
baik dan takdir buruk dari Allah ta’ala”. Kemudian ia berkata ; “ anda
benar wahai Muhammad”. (H.R.Muslim).
Sabda Nabi Muhammad saw di atas kita kenal dengan rukun iman. Dengan kita
memperkuat keimanan dan keyakinan akan hal tersebut di atas bagaimana mungkin
kita sebagai seorang muslim akan merasa aman apabila berbuat fasik mengingat bahwa Allah itu Maha Hidup, Maha Mengetahui,
Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara ,
dan Maha Kekal dan kemudian ada Malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan
kita. Dan setiap amal perbuatan kita kelak akan mendapat balasan, alangkah
meruginya kita apabila membawa amal perbuatan yang buruk. Marilah saudaraku
kita kembali ke jalan yang hak, mudah-mudahan dengan kita kembali ke jalan yang
hak dan mengerjakkan amal perbuatan yang baik dosa-dosa kita diampuni-Nya. Dan
mudah-mudahan dengannya keimanan kita dapat bertambah dan menghindarkan kita
dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat terlebih perbuatan dosa atau
fasik yang bisa merugikan.
Selain
itu dengan memperkuat keimanan diharapkan kita mendapat petunjuk dan
pertolongan Allah swt untuk bisa taat kepada-Nya dan menjauhi larangannya
(takwa), sebagaimana dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad saw menurut riwayat
Imam Bukhari rahimahumulla>h berikut :
Sabda Nabi saw., "Islam itu didirikan atas lima
perkara."[ 1] Iman itu adalah ucapan dan perbuatan. Ia dapat bertambah dan
dapat pula berkurang. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)"
(al-Fath: 4), "Kami tambahkan kepada mereka petunjuk."(al-Kahfi: 13),
"Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
petunjuk." (Maryam: 76), "Orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah
menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan)
ketakwaannya" (Muhammad: 17), "Dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya" (al-Muddatstsir: 31), "Siapakah di antara kamu
yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini? Adapun orang-orang yang
beriman, maka surah ini menambah imannya." (at-Taubah: 124),
"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu menambah keimanan
mereka." (Ali Imran: 173), dan "Yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali iman dan ketundukan (kepada Allah)." (al-Ahzab: 22)
Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah adalah sebagian dari keimanan.
Penjelasan :
[1] Ini
adalah potongan dari hadits Ibnu Umar, yang di-maushul-kan oleh penyusun (Imam
Bukhari) dalam bab ini.
Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas salah satu cara menambah keimanan yakni dengan membaca
Al-Qur’an dan memahami maknanya.
·
Melaksanankan
Rukun Islam
Dan rukun Islam
itu ada lima yaitu ;
Pertama membaca dua kalimat sahadat yakni aku
bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah[2] dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi
Muhammad saw itu utusan Allah. Kedua mendirikan shalat, ketiga
mengeluarkan zakat, keempat berpuasa di bulan Ramadhan, kelima melaksanakan
ibadah haji bagi yang mampu menjalankannya (penjelasan dan bagaimana tata
caranya bisa dilihat kitab fiqih karangan para ulama.
·
Belajar dan Jadikan
Al-Qur’an dan Al-Hadist Sebagai Pedoman Hidup
Al-Qur’an dan Al-Hadist
memang dua pusaka bagi seorang muslim untuk dijadikan panduan hidupnya. Untuk
lebih memahami makna keduanya bisa dirujuk kitab tafsir, kitab fiqih, dan riwayatnya dari
para ulama.
·
Berbuat lurus
Abu
Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya agama ini
mudah, dan tidak akan seseorang memberat-beratkan diri dalam beragama melainkan
akan mengalahkannya. Maka, berlaku luruslah, berlaku sedanglah, bergembiralah,
dan mintalah pertolongan pada waktu pagi, sore, dan sedikit pada akhir
malam." (H.R.Bukhari).
- Bagi Seorang Non-Muslim Yang Akan Memeluk Agama Islam (mua’alaf)
·
Mengucapkan dua
kalimat sahadat
Membaca dua kalimat sahadat yakni asyhadu ‘alaa ilaha illallah wa asuhadu’anna
Muhammadan Rasulullah (aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain
Allah dan aku bersaksi bahwa
sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah).
·
Tetapkan niat
Nabi Muhammad saw.,
“Sesungguhnya semua amal itu tergantung niat.” (H.R. Muttafaq alaih).
·
Berlindung
kepada Allah swt
Hal ini dapat
dilakukan dengan membaca do’a memohon perlindungan kepada Allah swt yang telah
diajarkan Rasulullah saw.
·
Belajar dan Melaksanakan
Rukun Iman
Berikut
penjelasan mengenai iman ;
Menurut
riwayat hadist dari Abdillah bin Umar rad}iyalla>h ‘anhuma>,
dan disahihkan oleh Imam Muslim. Ketika itu kami (Umar dan kaum muslimin) sedang
duduk dengan Rasulullah saw, datang seorang pemuda duduk
di dekat Rasulullah saw, kemudian bertanya.
فقال
:" اخبرني عن الايمان ؟" , فقال النّبيّ صلّي الله عليه وسلّم :"
الايمان ان تؤمن با لله وان تؤمن بملائيكته و ان تؤمن بكتبه وان تؤمن برسله وان
تؤمن با ليوم الاخره وتؤمن با لقدر خيره و شرّه من الله تعالى", فقال :"
صدقت يا محمّد ".
Artinya:
” Beritahu saya
tentang iman? “kemudian Nabi saw menjawab ; “ Iman itu adalah beriman kepada Allah, beriman
kepada malaikat-malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman
kepada rasul-rasul Allah, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada takdir
baik dan takdir buruk dari Allah ta’ala”. Kemudian ia berkata ; “ anda
benar wahai Muhammad”. (H.R.Muslim).
Sabda Nabi Muhammad saw di atas kita kenal dengan rukun iman. Dengan kita
memperkuat keimanan dan keyakinan akan hal tersebut di atas bagaimana mungkin
kita sebagai seorang muslim akan merasa aman apabila berbuat fasik mengingat bahwa Allah itu Maha Hidup, Maha Mengetahui,
Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara ,
dan Maha Kekal dan kemudian ada Malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan
kita. Dan setiap amal perbuatan kita kelak akan mendapat balasan, alangkah
meruginya kita apabila membawa amal perbuatan yang buruk. Marilah saudaraku
kita kembali ke jalan yang hak, mudah-mudahan dengan kita kembali ke jalan yang
hak dan mengerjakkan amal perbuatan yang baik dosa-dosa kita diampuni-Nya. Dan
mudah-mudahan dengannya keimanan kita dapat bertambah dan menghindarkan kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat terlebih perbuatan dosa atau fasik
yang bisa merugikan.
Selain
itu dengan memperkuat keimanan diharapkan kita mendapat petunjuk dan
pertolongan Allah swt untuk bisa taat kepada-Nya dan menjauhi larangannya (takwa),
sebagaimana dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad saw menurut riwayat Imam
Bukhari rahimahumulla>h berikut :
Sabda Nabi saw., "Islam itu didirikan atas lima
perkara."[ 1] Iman itu adalah ucapan dan perbuatan. Ia dapat bertambah dan
dapat pula berkurang. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)"
(al-Fath: 4), "Kami tambahkan kepada mereka petunjuk."(al-Kahfi: 13),
"Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
petunjuk." (Maryam: 76), "Orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah
menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya"
(Muhammad: 17), "Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya"
(al-Muddatstsir: 31), "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya
dengan (turunnya) surah ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini
menambah imannya." (at-Taubah: 124), "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,
maka perkataan itu menambah keimanan mereka." (Ali Imran: 173), dan
"Yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan (kepada Allah)." (al-Ahzab: 22) Mencintai karena Allah dan
membenci karena Allah adalah sebagian dari keimanan.
Penjelasan :
[1] Ini adalah
potongan dari hadits Ibnu Umar, yang di-maushul-kan oleh penyusun (Imam
Bukhari) dalam bab ini.
Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas salah satu cara menambah keimanan yakni dengan membaca
Al-Qur’an dan memahami maknanya.
·
Melaksanankan
Rukun Islam
Dan rukun Islam
itu ada lima yaitu ;
Pertama membaca dua kalimat sahadat yakni aku
bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi
Muhammad saw itu utusan Allah. Kedua mendirikan shalat, ketiga mengeluarkan
zakat, keempat berpuasa di bulan Ramadhan, kelima melaksanakan ibadah haji bagi
yang mampu menjalankannya (penjelasan dan bagaimana tata caranya bisa dilihat
kitab fiqih karangan para ulama.
·
Belajar dan
Jadikan Al-Qur’an dan Al-Hadist Sebagai Pedoman Hidup
Al-Qur’an dan Al-Hadist
memang dua pusaka bagi seorang muslim untuk dijadikan panduan hidupnya. Untuk
lebih memahami makna keduanya bisa dirujuk kitab tafsir, kitab fiqih, dan riwayatnya dari
para ulama.
·
Berbuat lurus
Abu
Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya agama ini
mudah, dan tidak akan seseorang memberat-beratkan diri dalam beragama melainkan
akan mengalahkannya. Maka, berlaku luruslah, berlaku sedanglah, bergembiralah,
dan mintalah pertolongan pada waktu pagi, sore, dan sedikit pada akhir
malam." (H.R.Bukhari).
Demikian uraian mengenai hal tersebut.Wallahu’alam.
Allahumma inni audzubika wa asytagfiruka wa atubu ilaik. Wassalamu’alaikum wa
rahmatullahi wa barakatuh.
Daftar Pustaka
-Al-Qur’an
-Al-Hadist
-
Zainuddin,Al-Malibari. .Irsyaadul ‘Ibaad ilaa Sabili Rasyaad. Maktabah
Musyaakatu Al-Islamiyah.
Syukron bermanfaat
ReplyDelete